Selasa, 11 Oktober 2011

Ukir Namaku

Oleh: Andari Jamalina Pratami

Ukirlah namaku pada sebatang pohon. Manakala angin berhembus tetap tinggal ia melekat menjadi sebuah prasasti. Ketika tumbang pun ia masih akan tetap di sana. Mengakar abadi bersama waktu.

Jangan kau coba tulis namaku di atas ribuan butir pasir pantai. Niscaya ombak tak segan menerjangnya. Menghapusnya bahkan ketika kau berpaling sedetik daripadanya.

Ukir namaku dalam hatimu. Ukir saja, tapi bukan dengan torehan tinta. Layaknya seorang seniman hendak mengukir sejarah di atas batu. Ukir namaku dalam hatimu, bukan dalam pikiranmu. Karena pikiran bisa saja melupakan, tapi hati akan selalu merasakan.

1 komentar:

  1. Jadi, maunya di mana? Diukir di pohon atau di hati? Hihi. :D

    BalasHapus