Jumat, 12 Juli 2013

Ramadhan Bersama Voucher Lazada

Hari pertama Ramadhan rasanya masih begitu segar. Karena masih liburan dan akan berlangsung lama, aku bingung bagaimana mengisi liburan Ramadhan ini. Kuliah masih satu bulan lebih lagi. Buat janji dengan teman-teman? Ah, mereka pun malas. Aku juga. Malas berpikir, hari pertama Ramadhan kuhabiskan di rumah.
Sudah mandi dan wangi, aku mengambil laptop beserta chargernya. Sudahlah, hari ini aku ingin menjelajahi dunia maya saja. Menonton TV sedang bosan. Kubuka twitter. Seperti biasa, ber-tweet ria bersama teman-teman. Entah apa yang dibicarakan.
Dan sesaat muncul di benakku untuk mengikuti sebuah kuis. Kuis? Ya, kuis. Kuis apa saja. Segera aku cari di kolom pencarian. "Kuis gratis", begitu kuketik. Kemudian muncul serentetan hasil pencarianku. Beberapa akun twitter seperti online shop, acara TV, stasiun radio, sampai media cetak mengadakan kuis yang tentunya gratis.
Tanpa menunggu lama aku meng-klik sebuah akun twitter online shop yang sedang mengadakan kuis pada hari itu. Kuisnya begitu mudah. Cukup mempromosikan akun twitter online shop tersebut ke beberapa teman  dan peserta kuis bisa mendapatkan hadiah. Apa hadiahnnya? Ya! Hadiahnya begitu menarik. Satu voucher diskon belanja di salah satu online shop, satu voucher food delivery, diskon tiket pesawat, dan dua buah voucher LAZADA. Wow! Lazada! Online shop yang menjual berbagai macam produk mulai dari perangkat elektronik, peralatan rumah tangga, sampai aksesoris. Siapa sih yang tidak mau belanja di online shop dengan berbagai pilihan dari bermacam-macam brand dan gratis ongkos kirim ini?
Syarat dan ketentuan kuis tersebut hanya satu. Yang paling banyak mempromosikan akun twitter online shop tersebut, dialah pemenangnya. Entah mengapa tiba-tiba aku begitu bersemangat. Segera ku mention teman-temanku. Pagi, siang, sore aku lakukan. Sampai tengah malam aku bangun untuk mengikuti kuis ini.
Esok harinya pukul sembilan kuis ini ditutup. Pemenangnya diumumkan sore hari. Aku sangat tidak sabar menunggu hasilnya. Siang hari aku tertidur. Maklum bulan puasa, rasanya mengantuk terus. Saat sore hari aku mengecek mention di twitterku, aku terlonjak. Ada sebuah mention yang berbunyi, "Selamat untuk @aiandari kamu pemenang kuis promote kali ini" Aku bersorak kegirangan. Yes! Aku menang! Dan ya, aku sangat senang. Rasanya awal Ramadhan ini begitu berarti bagiku. Bayangkan, dengan mengikuti kuis gratis dan modal nekat serta keinginan yang kuat, aku berhasil mendapatkan beberapa voucher gratis, salah satunya voucher LAZADA yang sangat aku inginkan. http://www.lazada.co.id/

Sabtu, 22 Oktober 2011

Hari Ini

Hari ini?
Hari ini berjalan seperti biasanya. UTS masih berjalan dan kurasa bahasa inggrisku lancar. Bahkan aku percaya akan bagus.
Hari ini?
Tak ada yang beda. Mataku masih menangkap hal-hal yang sama seperti hari-hari lalu. Kesibukan, kepenatan. Peluh dan keluh. Tawa dan tangis. Ah, bosan!
Hari ini?
Bunga itu masih mekar dengan anggunnya di hatiku.
Hari ini?
Ada satu yang special. Aku dan sahabatku. Apa? Kau mau tahu yang kita lakukan? Mungkin katamu biasa. Tapi kubilang itu luar biasa.
Yang terpenting kebersamaan bersama sahabat bukan?
Hey, look! She is my besties :)
->> @dellwindaputri

Selasa, 11 Oktober 2011

Ukir Namaku

Oleh: Andari Jamalina Pratami

Ukirlah namaku pada sebatang pohon. Manakala angin berhembus tetap tinggal ia melekat menjadi sebuah prasasti. Ketika tumbang pun ia masih akan tetap di sana. Mengakar abadi bersama waktu.

Jangan kau coba tulis namaku di atas ribuan butir pasir pantai. Niscaya ombak tak segan menerjangnya. Menghapusnya bahkan ketika kau berpaling sedetik daripadanya.

Ukir namaku dalam hatimu. Ukir saja, tapi bukan dengan torehan tinta. Layaknya seorang seniman hendak mengukir sejarah di atas batu. Ukir namaku dalam hatimu, bukan dalam pikiranmu. Karena pikiran bisa saja melupakan, tapi hati akan selalu merasakan.

Untitled

Oleh: Andari Jamalina Pratami

Ini masih perjuangan. Perjuangan yang dilumuri dengan bumbu pengorbanan. Memang begitu bukan? Lagipula kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi bila kitapun tidak mencoba. Tidak bicara atau tidak bertindak. Lebih baik melakukan sebuah pergerakan daripada hanya diam di tempat.
Bukankah pohon tidak akan menjadi sebuah pohon sebelum ia hanyalah sebuah tunas, akar, dan batang kecil dengan beberapa helai daun? Bukankah tulisan ini tidak akan menjadi sebuah paragraf sempurna sebelum aku mengakhirinya?

Tidak cukup dengan satu langkah. Perubahan butuh totalitas.

Pilihanku adalah kejujuran hati nurani dan aku belajar bahwa tidak ada pilihan yang tanpa resiko. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjalaninya, menatap ke depan, menghadapi setiap rintangan, dan memikul tanggung jawab ini.
Semua ada di kepalaku. Bingung mana yang hendak kutumpahkan terlebih dahulu. Aku tidak lemah tapi aku juga tidak sehebat Wonderwoman. Aku cuma manusia biasa yang mencoba melakukan sesuatu yang luar biasa. Apakah sesuatu yang luar biasa itu? Sesuatu yang dikerjakan dengan niat ikhlas dan tanggung jawab besar dengan doa menyertainya. Itu sulit dan mungkin terlihat tidak hebat. Tapi buatku, bilamana aku bisa lakukan itu, itu sesuatu yang luar biasa.

Selasa, 30 Agustus 2011

Menulis

Oleh: Andari Jamalina Pratami

Apa itu fantasi?

Fantasi di mataku seperti pelangi yang muncul setelah hujan. Pelangi dalam pikiranku hanya sebuah ilusi. Menampakkan warna semu. Dan pelangi itu kamu. Kau semu meski bisa kulihat. Kau hanya ilusi dalam dunia nyataku.Dan kau bertanya kapan dirimu muncul dalam pikiranku? Ya, saat aku menulis.
Menulis adalah jiwaku. Menulis adalah penghubung dunia nyata dengan dunia fantasiku. Dan apa kubilang tadi? Kau fantasiku. Dan saat ini kau sedang ada dalam duniaku.

Biru. Kau membuatnya semakin dalam hingga dasar hatiku. Tenggelam dan kau biarkan itu.

Kau ada di balik warna-warna itu tapi aku tak bisa menjamahmu. Begitu banyak cerita terlukis. Dengan rintik-rintik cinta yang tercipta. Sejuk. Tapi kemudian semuanya sirna. Begitu cepat. Hilang.
Dan karena itu aku benci menulis. Menulis selalu mengingatkanku padamu. Tapi aku suka menulis. Kenapa? Karena menulis adalah jiwaku.

Jumat, 11 Desember 2009

9 Kecerdasan Manusia


Tuhan menciptakan manusia dengan kesempurnaan akal dan pikiran.
Tak ada manusia yang bodoh, yang ada hanya manusia yang malas yang tak mau maju untuk dirinya. Yang tak mau mengembangkan apa yang ia punya. Karena pada dasarnya, manusia adalah makhluk Tuhan yang pintar.
Setiap orang mempunyai kecerdasan yang berbeda. Setipa kecerdasan mempunyai potensinya masing-masing. Coba kenali kecerdasan apa yang ada padamu.

1.Kecerdasan Linguistik : Word Smart
Adalah kecerdasan dalam penguasaan kata-kata secara efektif. Seseorang yang mempunyai kecerdasan ini sangat cocok menjadi wartawan, politikus, aktor, penulis, pelawak, pembawa berita, serta memiliki kemampuan public speaking yang hebat.
Ciri-ciri:
- Suka menulis kreatif di rumah.
- Senang menulis kisah khayal, lelucon dan cerpen.
- Menikmati membaca buku di waktu senggang.
- Menyukai pantun, puisi dan permainan kata.
- Suka mengisi teka-teki silang atau bermain scrable.

2. Kecerdasan Logis- Matematis : Number Smart
Adalah kecerdasan dan kemahiran menggunakan logika dan akal sehat serta pintar mengolah angka. Biasanya, ia cenderung menjadi ilmuwan, akuntan pajak, programmer, ahli mtk, filosofi, dan insinyur.
Ciri-ciri:
- Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala.
- Menikmati menggunakan bahasa komputer atau progam software logika
- Ahli bermain catur, dan permainan strategi lainnya
- Menjelaskan masalah secara logis
-Merancang Eksperimen
-Suka bermain teka-teki logika
- Mudah memahami sebab-akibat
- Enjoy in MIPA
3. Kecerdasan Spasial : Picture Smart
Ini adalah kecerdasan gambar dan bervisualisasi. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk menvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk 2 atau 3 dimensi. Seniman atau pemahat serta pelukis memiliki kecerdasan ini dalam tingkat tinggi.
Ciri-ciri:
- Menonjol dalam kelas seni kelas.
- Mudah membaca peta, grafik dan diagram.
- Menggambar sosok orang atau benda persis aslinya
- Mencoret-coret diatas kertas
- Lebih mudah memahami lewat gambar daripada lewat kata-kata ketika sedang membaca.

4 Kecerdasan Kinestetik- Jasmani : Body Smart
Kecerdasan jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh (atlet, penari, seniman, pantomim aktor) dan juga kecerdasan tangan .
Ciri-ciri:
- Bergerak-gerak ketika sedang duduk
- Terlibat dalam kegiatan fisik seperti renang, bersepeda, hiking atau bermain skate board.
- Perlu menyentuh sesuatu yang ingin dipelajari.
- Menikmati melompat, gulat dan lari.
- Memperlihatkan kerampilan dalam kerajinan tangan seperti kayu, menjahit, mengukir.
- Menikmati bekerja dengan tanah liat, melukis dengan jari, atau kegiatan “kotor” lainnya.
- Suka membongkar sebuah benda kemudian menyusunnya lagi

5. Kecerdasan Musikal: Music Smart
Kecerdasan musical melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan irama atau sekedar menikmati musik. Dalam bentuknya yang lebih canggih, kecerdasan ini mencakup para diva dan virtuoso piano di dunia seni dan budaya.
Bakat musik adalah sesuatu bakat yang selam ini dibiarkan atau ditelantarkan di sekolah. Jikalau kamu memiliki bakat ini maka ada baiknya mengembangkan di luar lingkungan sekolah.

6. Kecerdasan Antar Pribadi: People Smart
Kecedasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerj untuk orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal, mulai dari kemampuan berempati, kemampuan memimpin, dan kemampuan mengorganisir orang lain.
Ciri-ciri:
-dipercaya temannya untuk menjadi pemimpin
-menyesuaikan diri dengan cepat

7. Kecerdasan Intra Pribadi: Self Smart
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami diri sendiri, kecerdasan untuk mengetahui siapa sebenarnya diri kita sendiri. Kecerdasan ini sangat penting bagi para wira usahawan dan individu lain yang harus memiliki persyaratan disiplin diri, keyakinan, dan pengetahuan diri untuk mengetahui bidang atau bisnis baru.
Jika kamu mampu mengetahui siapa diri kamu sebenarnya, pandai menargetkan dan menentukan target untuk diri sendiri. Kamu percaya diri dan tidak pemalu, maka kamu berbakat dalam kecerdasan ini. Kembangkanlah terus kecerdasan ini karena sangat dibutuhkan dalam kehidupan untuk meraih kesuksesan.

8. Kecerdasan Naturalis: Nature Smart
Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk alam di sekitar kita: Bunga, burung, pohon, hewan serta flora dan fauna lainny. Kecerdasan ini dibutuhkan di banyak profesi seperti ahli biologi, penjaga hutan, dokter, hewan dan holtikulturalis.

Carilah dan temukan kecerdasan yang paling dominan pada diri kamu dan terus mengasahnya agar menjadi talenta dan orang yang sukses dan hebat.

Sabtu, 05 Desember 2009

Read This..

Siapa Dia?
Oleh Andari Jamalina P.


Kau tahu? Hidup itu teka-teki. Teka-teki yang rumit. Terkadang tak ada jawaban untuk teka-teki itu. Dan hanya menyisakan sebuah misteri. Misteri yang membuat aku bergidik setiap aku mengingatnya.
Tujuh bulan yang lalu ketika suatu siang aku sedang beristirahat di kamarku, HP-ku berbunyi. Tanda sms masuk.
Hai. Ini Andari,ya? Boleh kenalan, gak?
From : 089989xxxx
At : 13.15
Nomor tak dikenal. Siapa, ya? Nomornya tak ada di dalam kontak HPku. Dan, Hei! Dia tahu namaku! Dari mana dia tahu? Segera ku balas smsnya.
“Lo siapa? Tahu dari mana nomor gue?”
Tak lama dia membalas smsku, “Gue Diq. Gue tahu nomor lo dari teman gue. Salam kenal.”
Dari temannya? Siapa? Dan rasanya aku tak pernah kenal dengan yang namanya Diq. Tapi saat kutanya siapa yang memberitahu nomorku padanya, ia mengatakan bahwa ia lupa. Ya sudahlah. Aku tak terlalu memikirkan itu. Dan ku pikir, aku tak perlu membalas smsnya lagi.
Malam harinya ketika aku sedang belajar, orang itu kembali sms. Huh, mengganggu saja! Tak ku balas smsnya. Setengah jam setelah aku belajar, HPku berbunyi lagi. Ok, ok. Akan ku balas sms darimu. Gerutuku dalam hati.
Ternyata, dia cukup asyik untuk diajak smsan. Ia bercerita banyak tentang dirinya. Kutahu ia seorang mahasiswa dari sebuah universitas di Jakarta. Karena itulah aku memanggilnya Kak Diq. Ia mengambil fakultas kedokteran. Cita-citanya ingin menjadi dokter. Sama denganku. Kalau begitu, aku bisa bertanya-tanya padanya. Apa saja yang ia pelajari disana? Mengasyikkan atau bahkan membosankan? Aku berfikir sambil tersenyum.
“Kakak ingin sekali menjadi dokter. Kamu juga, kan? Tapi awas dokter tidak boleh takut denngan darah!” kata Kak Diq di dalam smsnya.
“Haha. Enggak ko, Kak,” kataku singkat.
Hari demi hari aku semakin sering smsan dengan Kak Diq. Kadang kami mengobrol lewat telepon. Suaranya begitu ramah. Meskipun begitu, aku belum bisa menyimpulkan bahwa ia orang baik-baik. Tapi aku juga tidak berfikir kalau ia orang jahat. Aku hanya belum terlalu mengenalnya.
Kadang aku bertanya-tanya sendiri. Apa tujuannya semula untuk berkenalan denganku? Bercerita tentang dirinya. Padahal, ia belum tahu siapa aku. Aku ingin bertanya padanya, tapi ku urungkan niatku. Takut tersinggung. Mungkin, ia memang hanya ingin berteman denganku.
“Ndari, Kakak mau cerita, dong,” kata Kak Diq mengawali smsnya pada Sabtu sore waktu itu. Cerita apa lagi? Tanyaku dalam hati.
“cerita aja, Kak. Mau cerita apa?”
“Kakak lagi sedih. Kakak ingat pacar Kakak,” katanya. Pacar? Oh, dia punya pacar rupanya.
“Emang pacar Kakak kenapa? Ada masalah?” tanyaku.
“Masalah? Tak pernah ada masalah lagi antara Kakak dengan dia, karena Lena, pacar Kakak, sudah tak ada,”
“Sudah tak ada? Apa maksudnya?” tanyaku tak mengerti.
Lalu Kak Diq bercerita tentang pacarnya. Seorang perempuan sebaya Kak Diq yang kuliah di Bandung, bernama Lena (aku menyebutnya Kak Lena). Kak Diq sangat sayang padanya. Kak Diq mengatakan bahwa Kak Lena sangat ingin melihatnya menjadi seorang dokter.
Dua tahun yang lalu, pada hari ulang tahun Kak Diq, Kak Lena bermaksud hendak berkunjung ke rumahnya untuk memberi sebuah kado. Kak Lena mengendarai mobilnya sendiri dari Bandung. Dan entah bagaimana, Kak Lena mengalami kecelakaan di tengah perjalanannya. Kak Diq sangat terpukul. Di hari yang bahagia itu, ia justru harus menerima kenyataan bahwa Kak Lena sudah pergi meninggalkannya. Kasihan Kak Diq.
“Kakak kesepian. Di sini Kakak sendiri. Orang tua Kakak tinggal jauh dari sini,” katanya. Walaupun hanya lewat sms, tapi aku bias merasakan kesedihan Kak Diq.
“Sabar ya, Kak. Orang sabar kan disayang Allah,” aku mencoba membuatnya tersenyum.
Keesokan harinya, kami smsan seperti biasa. Ternyata, Kak Diq tinggal tak jauh dari komplek perumahanku. Tapi aku tak tahu persis dimana tempatnya. Ia bertanya dimana alamat rumahku, tapi tak kuberitahu. Seperti kataku, aku tidak mudah percaya begitu saja kepada orang yang baru kukenal.
“Ndari, semalam Kakak bermimpi tentang Lena,” kata Kak Diq di salah satu smsnya.
“Sedang apa Kak Lena di dalam mimpi Kakak? Apa yang terjadi?” seperti biasa, aku bertanya, Kaka Diq bercerita.
“Lena berkata bahwa Kakak sebaiknya mencari penggantinya. Dia kasihan melihat Kakak sendiri disini,” Kak Diq menceritakan mimpinya.
“Lalu apa yang akan Kakak lakukan?”
Kak Diq lalu memintaku mambantu mencarikan pacar baru untuknya. Segara saja aku berkata bahwa aku belum tentu bisa melakukannya. Aku tidak mempunyai teman yang sebaya dengan Kak Diq. Yang kutahu, temanku semuanya sebaya denganku. Memang dia mau pacaran dengan anak SMP?
“Ya, enggak apa-apa. Kalau kamu tidak mau mencarikan, kamu aja yang jadi pacar Kakak. Mau enggak?” katanya. Apa? Pacar? Kenal saja belum sebulan.
“Haha. Kakak bercanda, deh. Mana mungkin!” aku mencoba menjawab dengan santai.
Setelah itu, Kak Diq tidak membalas smsku. Sejam, dua jam,tidak ada balasan darinya. Kenapa? Apa perkataanku membuatnya tersinggung? Jangan-jangan, dia marah padaku? Ah, tapi memang tak mungkin.
Seminggu setelahnya, Kak Diq tidak pernah mengirim sms lagi. Aku pun tak pernah mencoba mengirim sms untuknya. Aku tidak terlalu memikirkannya. Biarlah.
Namun, malam harinya Kak Diq meneleponku sekitar jam 10 malam. Hoamm.. terpaksa kubuka mataku yang sudah mengantuk untuk mengangkat telepon darinya.
“Halo,” sapaku dengan malas.
“Halo, Andari. Kakak mengganggu, ya?” tanyanya seakan bisa mengartikan nada suaraku. Ya! Sangat! gerutuku dalam hati.
“Hhm.. enggak ko, Kak,” jawabku singkat.
Kak Diq diam. Sesaat kemudian dia bersuara, “Kayaknya Kakak ganggu, deh. Yaudah, besok aja Kakak telepon lagi. Tidur lagi, gih! Mimpi indah, ya!” kata Kak Diq, lalu segera menutup teleponnya. Huh, bagus deh!
Segera aku kembali merebahkan badanku, memeluk guling, dan….. tertidur pulas.
Esok paginya, Kak Diq benar-benar meneloponku lagi.
“Ndari, kalau kamu punya penyakit parah, apa yang akan kamu lakukan?” Kak Diq bertanya.
“Pastilah berobat,” jawabku.
“Kalau penyakit itu udah enggak bisa diobati bagaimana?”
Aku diam. bagaimana, ya? Aku kan belum pernah mengidap suatu penyakit yang menurutku tidak bisa diobati. Aku hanya pernah mengalami penyakit flu atau pernah sekali aku terkena tifus sehingga mengaharuskanku untuk dirawat di rumah sakit. Dan itu bisa sembuh.
Cukup lama aku diam, Kak Diq bersuara lagi, “Ndari, kamu pasti enggak mau kan membuat kecewa mama dan papamu?” tanyanya.
“Ya enggak lah, Kak. Membuat mereka sedih aja harus mikir-miir dulu,” jawabku.
“Begitu juga Kakak. Kakak enggak mau membuat orang tua Kakak kecewa hanya karena penyakit yang Kakak derita,” katanya dengan suara yang-menurutku-pasti dia sedang sedih lagi.
“Emang Kakak punya penyakit?”
“Udah lama Kakak mengidap penyakit ini. Enggak ada yang tahu selain pacar Kakak. Dan kakak ingin memberitahumu sekarang. Kakak Cuma ingin kamu tahu,” katanya. Ada apa sih, ini? Aku tak mengerti.
“Maksud Kakak? Jangan buat aku pensaran deh, Kak,” kataku dengan tak sabar menunggu jawabannya.
“Kakak mengidap penyakit tumor otak stadium empat, keadaannya udah enggak memungkinkan. Dokter memvonis umur Kakak udah enggak lama lagi,” katanya.
Aku tersentak.
“A-apa? Kakak punya penyakit tumor otak? Dan orang tua Kakak tidak enggak tahu tentang ini?!” aku berbicara dengan terbata-bata.
“Enggak. Mereka enggak tahu. Dan mungkin, enggak akan pernah tahu.”
“Kenapa? Kupikir, mereka bisa mengerti keadaan Kakak,” kataku mencoba meyakinkannya.
“Kakak enggak tahu. Mereka ingin Kakak sukses. Mereka mau Kakak membahagiakan mereka. Dan Kakak pikir, hal ini bisa membuat mereka kecewa,” kata Kak Diq.
Aku bisa mendengar Kak Diq menangis di sana. Tapi sepertinya, ia berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.
“Kak..” panggilku.
“Iya. Kenapa?”
“Coba deh, Kakak membicarakn hal ini dengan kedua orang tua Kakak. Aku yakin mereka bisa mengerti,” aku mencoba menghiburnya. Terdengar olehku isak tangis di seberang sana.
“Udah, Kak. Jangan nangis lagi,” kataku.
“Ya. Kakak enggak nangis, ko. Makasih ya, Andari.”
Kutahu Kak Diq berusaha mencoba menenangkan dirinya sendiri.
“Ya. Sama-sama, Kak,” kataku. Dan segera kuakhiri percakapan yang cukup panjang itu dengan alasan HPku ‘low batt’. Padahal sebenarnya tidak. Aku cuma tak tahu lagi apa yang harus kukatakan. Dan aku tak mau lagi mendengar suaranya yang terisak-isak. Bisa-bisa, aku ikut menangis nanti.
Saat di sekolah, aku bercerita tentang Kak Diq dan penyakit yang dideritanya kepada sahabatku, Rani dan Fida. Mereka segera menanggapi.
“Apa benar itu, Ndar? Lo kan belum tahu siapa dia. Mungkin aja dia bohong,” komentar Fida.
“Iya, Ndar. Jangan terlalu percaya. Mungkin orang itu cuma ingin dapat perhatian dari lo,” Rani juga berkomentar.
Masa, sih? Apa Kak Diq berbohong tentang semua itu? Atau mungkin, orang yang aku sebut ‘Kak Diq’ itu hanya orang usil yang ingin menipuku? Tapi… Ah, aku makin bingung!
Ketika aku sedang makan siang sehabis pulang sekolah, HPku berbunyi. Kak Diq. Seperti biasa.
“Ndari, Kakak mau ketemu kamu. Boleh?” ia mengawali smsnya.
“Untuk apa?” tanyaku.
“Kakak ingin berbicara sesuatu kepadamu. Kamu mau?” tanyanya.
Dia mengajakku untuk bertemu? Berbicara tentang suatu hal? Memangnya tidak bisa lewat sms atau telepon?
Lalu segera aku berkata bahwa seminggu ini aku tak bisa pergi kemana-mana. Tugas sekolahku banyak. Sebenarnya sih, tidak. Aku hanya tidak ingin terelalu percaya omongan orang yang baru kukenal. Apalagi sampai mengajakku ketemuan.
“Yaudah,” katanya.
Tapi esoknya, dia kembali mengajakku. Katanya sih, penting.
“Sekali ini aja. Mau, kan?” tanyanya kesekian kali.
Aduh, bagaimana ini? Sepertinya dia ingin sekali bertemu denganku. Iya atau tidak, ya? Kalau nanti terjadi apa-apa denganku, bagaimana? Tapi aku juga tak enak padanya. Aku bingung. Akhirnya aku memutuskan bahwa aku mau bertemu dengannya.
“Hari Sabtu, di jalan dekat Apotek, ya,” kata Kak Diq.
Aku mengiyakan. Hari sabtu. Hhm.. Berarti empat hari lagi. Huh, menyusahkan saja! Aku kembali menggerutu.
Namun, Allah berkehendak lain. Dua hari sebelum aku bertemu dengannya, Kak Diq meneleponku. Tapi, hei! Itu bukan suara Kak Diq! Memang itu nomornya, tapi siapa dia?
Ia bersuara, “Halo. Ini Andari? Temannya Diq, ya? Atau mungkin pacarnya?”
“Bukan. Aku temannya. Kamu siapa? Mana Kak Diq?” Aku balik bertanya.
“Loh, kamu belum tahu? semalam pukul tujuh Kak Diq menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelumnya Aku tak tahu kalau ia mengidap penyakit tumor otak, begitu juga orang tuaku. Lalu saat kutahu nomor telepon rumah sakit yang selama ini merawatnya, aku segera menghubunginya. Disitulah aku, ayah, dan ibuku tahu,” ia menjelaskan dengan panjang lebar.
Duar!!! Aku kaget bukan main. Apa ini?! Ini Cuma lelucon, kan?! Ini hanya permainan semata?! Aku yang jadi umpannya?! Pertanyaan-pertanyaan itu melayang di pikiranku. Hampir saja HP yang kugenggam jatuh ke lantai kalau orang di seberang sana tidak bersuara.
“Hei! Halo! Halo!” Ia mengagetkanku. Kumatikan teleponnya. Mulutku bisu. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Tapi tidak dengan tanganku. Segera kubalas smsnya.
“Tapi, dia sudah membuat janji denganku,” kataku. Aku masih tidak percaya.
“Ya, Aku tahu. karena itulah aku mewakili Kakakku untuk meminta maaf padamu,” katanya. Oh, jadi dia adiknya. Mengapa dia sampai tidak tahu kalau kakaknya mengidap penyakit tumor otak? Jahatnya!
“Ya, enggak apa-apa,” aku hanya bias menjawab singkat.
“Oh iya, Aku Agung. Salam kenal,” balasnya lagi. Kupikir, aku tak perlu membalas smsnya. Tak penting bagiku.
Sejak saat itu, tak pernah ada lagi sms dari nomor itu. Saat kucoba menghubunginya, nomor itu sudah terblokir. Tapi masih kusimpan di dalam kontak HPku sampai sekarang. Nomor yang menghasilkan sejuta tanya di dalam pikiranku.
Siapa dia? Apa benar dia Kak Diq? Atau Kak Diq itu hanya bualan orang lain yang usil? Dan aku belum tahu mengapa ia tahu namaku? Dari mana ia mendapat nomor HPku? Dan untuk apa ia menceritakan semua cerita menyeramkan itu padaku? Apakah itu cuma kebohongan semata? Sungguh keterlaluan!
Tapi, tak mugkin! Cerita itu seperti benar-benar nyata. Suara itu, tangisan itu, seperti tidak dibuat-buat. Ah, aku tak mengerti! Tapi kalau memang itu benar, aku hanya bisa berkata, “Tenanglah di sana Kak Diq. Semoga Allah menempatkanmu di sisi-Nya yang mulia.” Amin.
Dan satu lagi, sebuah sms dari Kak Diq dengan kata-katanya yang masih kuingat dan akan selalu kuingat.
“Persahabatan ibarat satu janji yang dibuat dalam hati. Tak dapat ditulis, tak dapat dibaca. Namun takkan terpisah oleh jarak, takkan berubah oleh masa. Sekali kita kenal, selamanya kita kawan.”

Sabtu, 28 November 2009

d'Masiv


Ini dia.. Band Kesayanganku..
"d"Masiv"
Merupakan sebuah band yang anggotanya berjumlah 5 orang yaitu Rian Ekky Pradipta (vokal), Dwiki Aditya Marsall (gitar), Nurul Damar Ramadhan (gitar), Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata (bass), dan Wahyu Piadji (drum).
D'Masiv pertama kali dibentuk pada 3 Maret 2003. Nama d'Masiv sendiri berasal dari kata dalam bahasa inggris "massive" sebagai semacam pengharapan agar bisa meraih hasil sebaik mungkin di kancah musik nasional.
Kini d'Masiv semakin melambung namanya setelah mengeluarkan album pertamanya, Perubahan. Dan pada waktu dekat ini, mereka akan meluncukan album keduanya yang bertajuk Perlajanan.
D'Masiv sempat diberitakan sebagai penjiplak karya musik band lain. Namun mereka santai-santai aja...
Mereka bilang, pendapat yang mengatakan bahwa grup musiknya menjiplak lagu orang lain hanya sebatas pro-kontra menyusul naiknya popularitas mereka dan tuduhan itu berasal dari orang-orang yang tidak bisa membuat lagu sehingga ingin menjatuhkan mereka.
Dan aku setuju dengan itu.
D'Masiv tidak berdiri sendiri. Mereka selalu didukung oleh para fans setianya, Masivers. Masivers hingga kini sudah tersebar luas di tanah air. Masivers community sudah beranggotakan kurang lebih 10.000 orang yang tersebarluas diwilayah Jakarta yang telah diresmikan langsung oleh d’Masiv diareal Blok.m plaza tanggal 29 juni 2008,, masivers jogjakarta yang juga telah diresmikan pada tgl 11 agustus 2008 di yogyakarta Bersamaan dengan event Soundrenaline, masivers bandung, masivers tasik, masivers cilegon ,Masivers jambi, Masivers Banjarmasin,Makasar,malang,dll.Dalam keanggotaan masivers community dari kaum pelajar smp 30%, pelajar sma 30%, mahasisswa 20% dan masyarakat umum 20%.
Mereka selalu ada untuk band idolanya.
Masivers Community selalu terbuka untuk siapa saja yang siap bergabung dalam komunitas ini, selama itu berguna bagi mereka yang mau bergabung dan berguna bagi pihak komunitas dan d’Masiv band.


D'Masiv dinanti

D'Masiv Di Hati

Masivers Tak Akan Mati